Selasa, 03 Februari 2009

Life is like a puzzle...

Hampir setiap malam anak sulungku Faiz, gemar sekali memainkan Puzzle. Sebuah permainan menyusun gambar dari potongan-potongan gambar yang terpisah. Memang sang pembuat permainan puzzle tersebut awalnya sudah menyusunnya sehingga terlihat gambar yang lengkap. Namun ketika diuraikan kembali, yang ada hanyalah potongan-potongan gambar yang tak jelas maknanya.

Kemudian dari potongan gambar yang tak beraturan itu, satu persatu harus disusun kembali secara rapi dengan penuh ketelitian dan keuletan sehingga akan terlihat gambar seperti semula. Seusia Faiz memang membutuhkan waktu yang lama untuk dapat menyusunnya menjadi sebuah gambar yang lengkap dan sempurna. Walaupun terlihat raut muka yang memperlihatkan kesulitan, namun dengan semangat yang gigih dan kesabaran, ia mampu untuk menyusunnya. Ketika melihat hasil yang didapatnya, kini rona wajahnya menampakkan kegembiraan yang luar biasa dan senyuman puas.

Tak kusangka, permainan anak sulungku itu menjadi sebuah insipirasi dalam menjalani hidup dan kehidupanku ini. Puzzle bagaikan sebuah miniatur kehidupan. Dari sebuah mozaik-mozaik yang berserakan, kita dituntut untuk menyusunnya. Memang tidak mudah untuk menyusunnya. Kita tidak pernah tahu kapan dan dari mana mozaik kehidupan itu hadir. Dan kitapun awalnya tidak akan mengerti harus bagaimana dan untuk apa ketika satu mozaik kehidupan itu berada dihadapan kita. Tetapi pada akhirnya dengan ketelitian, keuletan, kerja keras, dan kesabaran, kita akan mampu menyusunnya guna menggapai sebuah asa yang kita inginkan.

Berangkat dari sanalah blog ini kuhadirkan. Mozaik-mozaik kehidupan yang pernah hadir kucoba untuk kutulis ulang dalam blog ini. Selain sebagai sebuah kenangan, mungkin dapat menjadi bahan evaluasi dan pelajaranku dalam menjalani kehidupanku di masa mendatang. Bila telah terkumpul dengan lengkap mozaik kehidupanku, akupun dapat melihat hasilnya. Dan ku harap akupun bisa tersenyum bahagia seperti halnya Faiz... anakku.